Konser “Senandung Irama Bhineka Tunggal Ika” Jadi Puncak Perayaan Hari Musik Sedunia di Taman Budaya Kalteng

Kepala UPT Taman Budaya Kalteng, Wildae D. Binti, yang hadir mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya konser tersebut. Menurutnya, kegiatan ini mencerminkan cita rasa dan karsa para seniman Kalteng yang dilandasi nilai-nilai luhur bangsa, Pancasila, serta semangat Bhineka Tunggal Ika.

Konser “Senandung Irama Bhineka Tunggal Ika” Jadi Puncak Perayaan Hari Musik Sedunia di Taman Budaya Kalteng
Penampilan pada acara Konser Senandung Irama Bhineka Tunggal Ika yang digelar di UPT Taman Budaya Kalimantan Tengah

Palangka Raya – UPT Taman Budaya Kalimantan Tengah sukses menggelar konser bertajuk Senandung Irama Bhineka Tunggal Ika sebagai puncak rangkaian kegiatan Workshop Seni Musik Nusantara dalam rangka memperingati Hari Musik Sedunia. Acara yang berlangsung meriah ini menjadi simbol nyata semangat pelestarian seni budaya tradisional sekaligus penguatan nilai kebangsaan melalui musik.

Kepala UPT Taman Budaya Kalteng, Wildae D. Binti, yang hadir mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya konser tersebut. Menurutnya, kegiatan ini mencerminkan cita rasa dan karsa para seniman Kalteng yang dilandasi nilai-nilai luhur bangsa, Pancasila, serta semangat Bhineka Tunggal Ika.

“Untuk mempertahankan eksistensi kebudayaan, dibutuhkan peran serta semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, terutama para penggiat seni dan budaya,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa seni budaya merupakan salah satu pilar penting pembangunan daerah, sebagaimana tertuang dalam visi-misi Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran melalui program prioritas Huma Betang.

“Dalam misi Kalteng Bermartabat, kita sebagai pelaku seni budaya memiliki tugas untuk mensosialisasikan nilai-nilai Belom Bahadat masyarakat Dayak, yang menjadi bagian penting dalam membangun karakter masyarakat Kalimantan Tengah,” tambahnya.

 

Konser ini diprakarsai oleh Ganan Lunuk, Sanggar Seni Budaya (SSB) Lunuk Ramba, dan Pandora Organize, sebagai bentuk komitmen untuk menciptakan ruang ekspresi seni yang inklusif. Ketua pelaksana kegiatan, Christian Justin, menyampaikan bahwa konser ini bukan hanya hiburan, melainkan media penguatan nilai-nilai kebangsaan.

“Konser ini adalah bagian dari upaya membangun ruang ekspresi seni budaya yang inklusif, khususnya dalam musik tradisi, guna memperkuat nilai-nilai kebangsaan melalui seni pertunjukan,” jelasnya.

Beragam penampilan musik tradisional dari berbagai etnis Nusantara menghiasi panggung malam itu. Mulai dari musik khas Suku Dayak Ngaju oleh Sanggar Lunuk Ramba Tabela dan Kalteng Musician, Suku Jawa oleh Wargo Krido Budoyo, Suku Melayu oleh SSB Intan Manuah, Suku Bali oleh Sekar Jagad, hingga Suku Ma’anyan oleh Igal Jue, dan Suku Batak oleh Ruhut Barangin. Sebagai penutup, penampilan spesial dari RIAKUSTIC sukses memukau penonton dan menambah kemeriahan acara.

Konser ini menjadi bukti nyata bahwa musik tradisi mampu menjadi jembatan persatuan sekaligus pelestari identitas budaya. Diharapkan kegiatan semacam ini terus berlanjut dan menjadi daya tarik seni-budaya sekaligus wisata yang mengangkat citra Kalimantan Tengah sebagai provinsi yang kaya akan keberagaman budaya.

Senandung Irama Bhineka Tunggal Ika bukan hanya panggung seni, tetapi juga panggilan untuk terus merawat warisan budaya bangsa melalui harmoni yang menyatukan perbedaan.

Ikuti Nusapaper.com di Google News untuk mendapatkan berita terbaru.