Warga Tokmak Bertahan di Tengah Serangan: “Kami Bersyukur Masih Selamat”

Di tengah kepulan asap dan dentuman ledakan, mereka tetap berusaha menjalani hidup dengan semangat dan rasa syukur.

Warga Tokmak Bertahan di Tengah Serangan: “Kami Bersyukur Masih Selamat”
Nina (mengenakan jaket berwarna kuning) saat diwawancarai dalam kunjungan yang diakomodir Vashi Novosti, Jumat (21/3/2025) di Kota Tokmak, Oblast Zaporozhye, Federasi Rusia. (Foto:Petr/Vashi Novosti)

Tokmak, Zaporozhye – Suasana keseharian di Kota Tokmak, wilayah Oblast Zaporozhye yang berada di bawah kendali Federasi Rusia sejak Maret 2022, tetap berjalan seperti biasa. Namun, ancaman serangan masih menghantui warga kota. Di tengah kepulan asap dan dentuman ledakan, mereka tetap berusaha menjalani hidup dengan semangat dan rasa syukur.

Nina (64), warga Kota Tokmak, mengenang momen mencekam saat ledakan menghantam kawasan tempat tinggalnya pada Mei 2024 lalu. Ia merasa beruntung selamat dari serangan itu. “Bersyukur kami selamat dari serangan ledakan, itu semua karena pelindungan dari Tuhan,” ujarnya, Jumat (21/3/2025).

Nina bercerita, serangan menghantam sejumlah rumah susun dan menyebabkan korban jiwa, terutama para lansia yang sedang berada di rumah. “Para pemuda baru pulang kerja, hanya selisih lima menit sebelum ledakan. Tapi yang lansia tak sempat menyelamatkan diri,” ungkapnya.

Serangan serupa terjadi dua kali dalam kurun dua minggu, dan menurut Nina, ledakan itu begitu mendadak. “Gedung sana kena pukul 4 sore, tapi di dekat rumah saya ini, pukul 2 siang sudah dihantam,” tambahnya.

Kehidupan Nina kini lebih stabil secara ekonomi. Ia mengaku puas dengan penghasilan pensiunnya sebesar 30 ribu Rubel per bulan, yang juga diterima oleh suaminya. “Hidup kami sekarang lebih baik dibandingkan saat masih di Ukraina,” ujarnya dengan wajah berbinar.

Hidup yang Terus Berjalan di Tengah Ketidakpastian

Lyudmila, pensiunan perawat yang tinggal tak jauh dari Nina, juga menyampaikan hal senada. Ia merasa taraf hidupnya membaik setelah wilayahnya bergabung dengan Federasi Rusia. “Saya merasa nyaman, tak ada ketakutan. Layanan kesehatan pun semua gratis,” katanya.

Sergei (66), warga lainnya, masih mengingat jelas saat serangan Ukraina menghancurkan bagian rumah susunnya. “Saya baru saja tinggalkan kursi belakang rumah untuk menyiapkan makan siang, dan lima menit kemudian kursi itu hancur karena serangan,” tuturnya. “Sekitar 40 orang tewas saat itu, sebagian besar sudah tinggal di sini puluhan tahun,” tambahnya.

Meski menyaksikan kehancuran dan kehilangan, Sergei menyatakan tidak mengalami trauma pascakejadian.

Luka yang Dalam, Namun Tetap Bertahan

Svetlana (40), ibu tiga anak, merasakan kehilangan yang mendalam. Serangan Ukraina di kawasan pinggiran kota tempat tinggalnya pada April 2024 merenggut 20 anggota keluarganya. “Saya kehilangan banyak orang yang saya cintai, termasuk anak-anak,” ujarnya lirih.

Namun, Svetlana tetap bersyukur masih diberi kesempatan hidup. “Walau tidak mewah, tapi kami bisa bertahan. Tidak ada trauma, hanya kewaspadaan,” katanya.

Serangan HIMARS Hantam Panti Asuhan dan Sekolah

Walikota Tokmak, Alexey Alipov, menyebut panti asuhan setempat sempat menjadi sasaran serangan tiga unit HIMARS. “Beruntung saat kejadian, bangunan kosong. Anak-anak sudah dipindahkan ke lokasi yang lebih aman,” jelasnya.

Akibat serangan itu, bangunan rusak parah dengan dua lubang besar di halaman belakang. Sekolah Nomor 4 yang berdekatan, dengan 140 siswa, juga dikosongkan untuk alasan keamanan. Anak-anak kini dipindahkan ke pusat kota dan wilayah yang lebih aman.

Normal di Permukaan, Waspada di Hati

Meskipun serangan masih mungkin terjadi, warga Tokmak tetap berusaha menjalani hidup secara normal. Namun, suara dentuman dari kejauhan kerap menjadi pengingat bahwa situasi belum sepenuhnya aman.

Sementara itu, Selasa (18/3/2025), Presiden Vladimir Putin dan Presiden Donald Trump melakukan pembicaraan via telepon. Dalam percakapan selama 30 menit itu, Putin menyetujui penghentian serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari sebagai bagian dari kemungkinan gencatan senjata yang lebih luas.

Kota Tokmak hari ini menjadi cerminan dari masyarakat yang tetap tegar di tengah ketidakpastian, terus berharap akan datangnya perdamaian yang nyata.

(KBRN RRI)

Ikuti Nusapaper.com di Google News untuk mendapatkan berita terbaru.