Pemerintah Barito Utara Gelar Lomba Bercerita Bahasa Daerah
Tujuan lomba adalah upaya untuk mempertahankan dan melestarikan bahasa daerah di Kabupaten Barito Utara dan melestarikannya agar tidak hilang tergerus oleh hiruk pikuknya kemajuan zaman dan kemajuan teknologi.

Muara Teweh - Pemerintah Kabupaten Barito Utara melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) menggelar lomba bercerita bahasa daerah Barito Utara, yakni Bakumpai, Tewoyan, Dusun Malang dan Dusun Bayan di aula Disbudparpora, Sabtu (28/9).
Lomba bercerita tersebut dibuka secara resmi oleh Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, drg. Dwi Agus Setijowati, dalam sambutannya ia mengatakan bahwa pengaruh modernisasi, digitalisasi saat ini sangat besar, terutama bagi generasi muda, banyak yang tidak peduli akan budayanya sendiri, terutama dalam hal bahasa daerah yang dimilikinya, hal semacam ini perlu dihindari, jika tidak bahasa daerah akan punah.
Dilanjutkan Dwi Agus pada faktanya kebanyakan masyarakat merasa bahwa bahasa daerah itu adalah kampungan atau ketinggalan zaman tidak gaul dan sebagainya, hal ini suatu pemikiran yang salah dan keliru, karena sebenarnya bahasa daerah adalah suatu kebanggaan, sebagaimana amanah UUD NKRI 1945 pasal 32 ayat 2 disebutkan bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
"Oleh sebab itu, saya mengajak kepada kita semua untuk melindungi dan menjaga bahasa daerah serta mewariskannya kepada anak cucu kita. Saya berharap dengan kegiatan lomba bercerita bahasa daerah, dapat menjadi pemacu semangat para pelajar untuk melestarikan kebudayaan dan bahasa lokal daerah kabupaten barito utara," harap Dwi Agus.
Kepala Disbudparpora Barito Utara Annisa Cahyawati menyampaikan seluruh peserta yang mengikuti lomba bercerita bahasa Bakumpai, Tewoyan, Dusun Malang dan Dusun Bayan berjumlah 124 orang yang merupakan siswa dan siswi SLTP atau SLTA sederajat.
"Tujuan lomba adalah upaya untuk mempertahankan dan melestarikan bahasa daerah di Kabupaten Barito Utara dan melestarikannya agar tidak hilang tergerus oleh hiruk pikuknya kemajuan zaman kemajuan teknologi, kemajuan budaya luar. Jadi kita mengupayakan untuk melakukan pelestarian sehingga generasi muda kita tertanam rasa cinta bangga dan rasa memiliki bahasa daerah kita yang disebut Bahasa Ibu," ungkap Annisa.